Langsung ke konten utama

Pengukuran Arus Listrik dan Tegangan Listrik dalam Rangkaian Seri dan Paralel

Pengukuran Arus Listrik dan Tegangan Listrik dalam Rangkaian Seri dan Paralel
Tujuan Percobaan :
  1. Mampu memahami perbedaan dasar rangkian seri dan paralel.
  2. Terampil dalam melakukan pengukuran arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan paralel.
Alat dan Bahan :
1.     Satu PCB bolong (10 X 10 cm).
2.    Dua buah Lampu LED.
3.    Enam buah resistor ( 100 ohm, 120 ohm, 180 ohm, 220 ohm, 270 ohm, 330 ohm ).
4.    Satu buah timah solder (Tinol 1 meter).
5.    Kabel kecil 1 meter.
6.    AVO meter.
7.    Solder.
8.    Silet.
9.    Dua buah baterai.

*    Foto Rangkaian Paralel
*      Foto Pengukuran

*      Skema Rangkaian Seri


*      Skema Rangkaian Paralel 

DATA HASIL PENGUKURAN
1.   Rangkaian seri
ü  R1 = 330 ohm
ü  R2 = 270 ohm
ü  R3 = 100 ohm
VS = 2,3 volt
VAB  = 12/50 x 0,5 volt
VBC = 10/50 x 0,5 volt
VCD =  4/50 x 0,5 volt
VDE = 2,3 volt
I = 35/250 x 2,5 mA
Simpulan
Pada percobaan praktikum yang telah dilakukan untuk mengetahui arus listrik dan tegangan listrik pada rangkaian seri dapat disimpulkan bahwa rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Setiap hambatan berupa resistor mempunyai hambatan yang berbeda beda. Besar arus yang mengalir pada tiap-tiap resistor sama, tetapi tegangannya berbeda bergantung pada besar hambatannya. Fungsi hambatan yang dipasang seri adalah untuk mendapatkan hambatan gabungan yang lebih besar.
2.  Rangkaian Paralel
R1 = 100 ohm
R2 = 220 ohm
R3 = 180 ohm
VS = 3 volt
VAB = 2,8 volt
VCD = 2,8 volt
VEF = 2,8 volt
VGH = 2,8 volt
I = 50/250 X 0,25 Ampere
I1 = 30/250 X 0,25 Ampere
I2 = 15/250 X 0,25 Ampere
I3 = 20/250 X 0,25 Ampere
I4 = 25/250 X 25 Ampere
 Simpulan
Pada percobaan praktikum yang telah dilakukan untuk mengetahui arus listrik dan tegangan listrik pada rangkaian seri dapat disimpulkan bahwa rangkaian paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Tegangan pada masing-masing resistor sama besar yaitu 2,8 volt karena resistor disusun secara paralel.Fungsi resistor itu sendiri ialah untuk memperoleh hambatan yang nilainya lebih kecil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Koloid: Cara Membuat Emulsi

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran ( sistem dispersi ) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall . Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan , namun tidak dimiliki oleh campuran biasa ( suspensi ). Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Salah satu contoh sistem koloid ini yaitu emulsi. Berikut adalah langkah-langkah cara membuat emulsi. Cara Membuat Emulsi A.    Tujuan 1.       Mengaplikasikan ilmu kimia yang berkaitan dengan sistem koloid, yaitu pembuatan emulsi . 2.      Mengetahui cara membuat minyak dan air menjadi satu (tidak terpisah). B.    Latar...

Adobe Photoshop CS3 - Cara Membuat Efek Gerak pada Gambar

Cara Membuat Efek Gerak pada Gambar Pada tutorial kali ini, kita akan mempelajari cara membuat efek gerak pada gambar menggunakan Adobe Photoshop CS3. Mari kita simak langkah-langkah untuk memberikan efek gerak pada gambar, yaitu sebagai berikut. 1.       Buka aplikasi Adobe Photoshop CS3 dan akan terlihat tampilan layar seperti dibawah ini. 2.     Klik file pada menu bar dan klik open untuk memilih gambar yang akan diolah. 3.     Pilih objek gambar, kemudian klik open untuk menyalin gambar ke dalam area layar Adobe Photoshop CS3. 4.     Setelah itu, klik Quick Selection Tool , kemudian atur daerah yang akan diblur. 5.     Klik menu filter > Blur > Motion Blur. 6.     Sesuaikan Pengaturan Angle terhadap arah pergerakan objek. 7.     Kemudian, atur nilai distance untuk menentukan besarnya area gambar yang terkena efek...